Tenaga Ahli Asosiasi Gula Indonesia (AGI) Yadi Yusriadi mengungkapkan, harga gula diprediksi akan terus mengalami kenaikan jika tidak ada impor gula hingga Desember 2023. Yadi mengatakan, kenaikan harga gula dinilai wajar. Pasalnya, saat ini harga lelang dari produsen sudah mendekati Rp 14.000/kg. Belum lagi biaya distribusi disekitar Rp 2.000 sampai tingkat konsumen. "Jadi kenaikan ini wajar dari sisi mekanisme pasar," ungkapnya.

Dikatakan Yadi, harga gula di pasar mengikuti mekanisme permintaan dan penawaran. Dia bilang, hampir semua petani gula telah menyelesaikan gilingnya dengan produksi dibawah 10 persen dibanding tahun 2023. "Awal giling 2023 stok gula banyak, sehingga harga lelang tertekan sudah dibawah Rp 12.000/kg. Walaupun harga gula raw sugar dunia sekitar dua kali harga 3 tahun yang lalu," jelasnya. "Petani gula petani gula yang sudah dapat ijin impor sebagian besar minta ditunda karena harga impor yang tinggi," imbuh dia.

Eks Gubernur Jateng Bibit Waluyo Beri Wejangan Gibran: Jadi Pemimpin Nasional Harus Paham Pancagatra Berita Topik Anniversary Roditha Hotel Banjarbaru Terbaru Hari Ini Banjarmasinpost.co.id VIRAL Istri Ajak Mertua Labrak Suami Ngamar Sama Cewek Lain, Syok Ternyata si Pelakor Masih Bocil Halaman 4

Berita Topik Bursa Cawagub Aceh Terbaru Hari Ini Serambinews.com Seringai Klopp, Kemitraan Paling Mematikan Liverpool Terbukti Saat Mo Salah Memiliki Sadio Mane Baru Banjarmasinpost.co.id Pengungsi Rohingya Terus Bertambah, Mahfud MD: Dia Berhenti di Indonesia dan Enggak Mau Keluar Lagi

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyatakan, kondisi harga gula pada awal tahun 2023 dinilai rendah. Sehingga pemerintah mendorong para pelaku usaha untuk menyerap hasil produksi petani dengan harga yang baik. Namun ketika selesai giling justru harga gula malah terkerek naik. Arief berharap para pelaku usaha bisa konsisten membangun kerja sama yang berkelanjutan bersama pemerintah dan stakeholders lainnya. "Jadi pada saat harga itu 12.500 semuanya ngambil dengan harga di bawah 12.500, tapi pas sekarang petani sudah nggak giling, harganya jadi 13 ribu. Jadi mungkin kedepannya kami harus siapkan pendanaan yang kuat untuk membeli pada saat panen tebu sampai dengan musim giling berakhir, sehingga produk petani itu dibeli dengan harga yang bagus," tegasnya.

Arief bilang, pemerintah akan memperkuat peran BUMN sebagai offtaker bagi petani khususnya pada saat musim giling, untuk memenuhi Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo. Selanjutnya saat berakhir musim giling, stok akan dilepas untuk menjamin stabilitas pasokan dan harga. Di sisi lain peningkatan produksi tebu menjadi faktor kunci menjaga ketersediaan gula nasional. Namun untuk memenuhi kebutuhan nasional sebanyak 3,4 juta ton, selain mendorong penyerapan gula produksi dalam negeri, pemerintah juga melakukan impor gula konsumsi.

"Kemarin ID FOOD juga sudah mendapatkan pinjaman dana murah satu setengah triliun subsidi bunga dari Kementerian Keuangan untuk penguatan cadangan pangan pemerintah. Ini akan mulai dari gula, daging sapi, hingga minyak goreng. Jadi harga itu kita harapkan tidak akan naik turun karena kita punya cadangan pangan," tuturnya.

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *